Cinta Bugenvile

Kamis, 01 Mei 2014

Tidurlah Putri kecilku




Jam menunjukkan pukul 01.00 WIB, Rara putri bungsuku masih riang gembira tertawa  sesekali loncat-loncat tempat tidur. Nyamuk berisik pun ikut tertawa, menertawakanku yang mengantuk tapi harus menahan karena tidak mungkin Rara aku tinggal tidur. Suara jangrik bersahutan diiringi suara-suara malam. Kentongan pak Hansip sesekali berbunyi untuk menakuti maling.
“Ra, bobo yuk, sudah malam..” tapi Rara tidak peduli tetap bermain sesukanya.
Rara putriku berusia 3 tahun seharusnya anak seusianya harus banyak tidur, tapi entah kenapa akhir-akhir ini selalu begini mengajak bundanya bergadang. Jika dipaksa tidur dijamin…, ya dijamin menyusahkan karena Rara akan rewel dan susah diam.
Sementara si ayah dan kakak sudah tertidur pulas,  mungkin mereka sudah jalan –jalan  kemimpi mereka. Seorang ibu memang harus banyak berkorban.
“Sampai kapan Ra.. ibu ngantuk?..besok kan ibu harus kerja?” Besok pasti kesiangan gerutuku dalam hati.
Rara tetap asyik dengan mainannya, tapi sudah mulai mengantuk kelihatannya.
Brraaak! Praang..! terdengar suara benda jatuh dan pecah. Aku terkejut dan segera beranjak mencari sumber suara, oh tidak….tetanggaku mabuk  dan sedang mengamuk di rumahnya. Terdengar suara sahut-sahutan orang berteriak. Aku tidak memberanikan diri keluar hanya megintip dari jendela. Aku tidak mau mencampuri  urusan orang lain, nanti juga akan ada yang menegur. Beberapa  saat kemudian datang pak Hansip, kemudian keadaan sepi kembali.
Aku segera beranjak dari jendela, kulihat putri keciku telah tertidur pulas dengan memeluk mainannya.
“Selamat tidur cantik…semoga mimpi indah. Ibu selalu menyayangimu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar